Thursday, December 15, 2011

Mata Indah Lensa Kontak dan Fungsi Lensa Kontak

Lensa kontak menurut artikel di wikipedia (kadang hanya disebut sebagai "kontak") adalah lensa korektif, kosmetik, atau terapi yang biasanya ditempatkan di kornea mata.
Lensa kontak biasanya mempunyai kegunaan yang sama dengan kacamata konvensional atau kacamata biasa, tetapi lebih ringan dan bentuknya tak nampak saat dipakai. Banyak lensa kontak diwarnai biru untuk membuat mereka lebih mudah terlihat saat dibersihkan, disimpan atau saat dipakai. Lensa kontak kadang-kadang secara sengaja dibuat warna lain untuk mengubah penampilan mata pemakainya.
Diperkirakan ada 125 juta orang di dunia yang menggunakan lensa kontak (2% dari jumlah manusia) termasuk 28-38 juta di Amerika Serikat dan 13 juta di Jepang.

 Sedangkan menurut situs okezone Lensa Kontak Bisa Bantu Memeriksa Email, inilah beritanya

Lensa Penutup Mata Buta dan Jelek

Pengertian Dan Sejarah Lensa Mata Penutup
Lensa penutup adalah sebuah lensa korneoskleral estetis yang menutupi kornea dan sklera yang berbentuk sebuah lensa kontak besar dan dipasang di depan bola mata buta dan jelek, setelah mengalami kecelakaan atau karena penyakit, untuk mengubah kondisi mata tersebut supaya terlihat normal, tanpa operasi atau setelah operasi penutupan kornea. Lensa penutup adalah sejenis protesa mata yang tipis dan ringan. Lensa korneoskleral estetis dibuat di laboratorium oleh okularis, satu per satu sesuai ukuran pasien.

Pasta Gigi Pepsodent Sensitive Expert

Hindari Serangan Gigi Sensitif sejak Dini

 APAKAH Anda penderita gigi sensitif? Jika ya, sebaiknya lakukan pencegahan sejak awal sehingga tidak berimbas buruk pada kesehatan mulut.
  Godaan untuk makan hidangan yang terlalu panas dan dingin atau makanan yang mengandung tingkat keasaman tinggi memang selalu muncul. Dahaga kerongkongan dan kelaparan perut memang tak bisa ditampik begitu saja. Sayangnya ketika Anda mengonsumsi secara terus-menerus bisa memicu timbulnya gigi sensitif. Survei yang dilakukan Pepsodent bekerja sama dengan Synovate dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran tahun 2009 menemukan bahwa 65 persen orang Indonesia memiliki gigi sensitif.

Penelitian memperlihatkan bahwa 83 persen responden dengan rentang usia 15-64 tahun tersebut